Menghangatkan Diri di Warung Burjo Pakde Narto KM. 0.5

2 comments

Sepulang lembur kerja, sekira pukul 10.30 malam, balikpapan sedang basah habis diguyur hujan yang cukup deras dan menyisakan beberapa rintik hujan penghantar dingin yang sempurna malam ini. Sial, baru tersadar kalau jaket saya tertinggal di ruang kerja saya di lantai empat ketika sudah berada di parkiran. Hmm, kembali mengambil jaket bukanlah ide yang baik di waktu menjelang tengah malam ini. Ah, faktor umur memang tidak bisa dibohongi.


Gunung sari - kilometer 5 bukanlah jarak yang dekat, ditambah lagi cuaca yang sedang dingin. Dalam hati membayangkan burjo hangat-hangat di tengah kekuyupan dingin ini, dan.... Ah, sangat sempurna ketika melewati warung pakde narto di kilometer 0,5 belum tutup di pukul 11 malam. \o/

Lokasi warung pakde narto ini ada di kilometer 0.5, sekitar seberang pemakaman umum muara rapak, antara straat satu dan rajawali photo. 
Sembari mengusapkan dua telapak tangan saya yang katanya mitos penghilang dingin, saya memasuki warung ini. Hmm, dan malam ini tampak cukup ramai. Tempatnya cukup cozy, ada beberapa meja untuk lesehan, juga ada beberapa meja dan kursi duduk.

Saya memilih meja lesehan dengan bubur kacang ijo panas dan roti bakar keju yang menjadi pesanan saya. Sangking panasnya, untuk memotret si burjo, saya mesti menunggu sesaat supaya agak dingin. Bukan apa-apa, lensanya selalu beruap. Haisssssh! Keinginan menyeruputnya panas-panas pun mesti tertunda. 

Nasi Goreng Pak Awan di Gunung Kawi

0 comments

Dalam suatu pulang-kantor-time dengan teman saya @AndreUdjung, bergerilya kuliner lah kita ke gunung kawi. Memang sudah sekitar satu tahun ini mendengar nama besar nasi goreng pak awan ini, tapi baru sempat nyobain beberapa waktu lalu. Beberapa orang agak awam dengan nama warung nasi goreng pak awan, mereka lebih suka menyebut nasi goreng kambing gunung kawi. Ya, pak awan ini memang terkenal dengan nasi goreng kambingnya. Na'as bagi kita, kambingnya lagi kosong. Memang sering kosong kayaknya, tahu dari beberapa follower saya di twitter. Memilih nasi goreng sapi adalah pilihan terbaik dengan ketidakadaan kambing ini. *melengos*

Lokasi warung nasi goreng pak awan ini di jalan pangeran antasari, gunung kawi. Persis di halaman warung soto banjar gunung kawi, di sebelah masjid al huda dan tidak jauh dari tugu adipura. Tempatnya agak kecil, ditambah lagi pelanggan pak awan yang berjubel. Blah! Beruntung mereka hanya take away, ketika ada kursi kosong, dengan kecepatan velociraptor kelaparan sepersekian detik kami berhasil mendudukinya. \o/

Di sini pak awan berjualan dengan istri dan seorang anak laki-lakinya, sekitar umur-umur anak smp lah. Dengan celana isbalnya (celana cingkrang yang menggantung), pak awan asik srang-sreng-srang-sreng di depan wajan penggorengan, sedang istrinya menyiapkan keperluan pak awan seperti nasi putih, dedagingan dan sesayuran, sementara anaknya tampak menyiapkan makanan yang sudah jadi. Sweet.

Agak susah merekam momen di sini dengan kamera saya, karena cahaya sangat kurang, penggunaan lampu flash akan sangat amat annoying. Kurang cahaya memang musuh besar bagi siapa saja yang suka memotret.

Nasi goreng sapi saya sudah siap! Ah, saya menemukan rasa yang belum pernah saya temukan di nasi goreng manapun di nasi goreng ini. Ada rasa rempah khas seperti di nasi samin atau nasi kebuli. Suka! Ditambah rasa pedas yang menggigit, membuat nasi goreng ini jadi benar-benar enak. Sontak rasa kecewa saya karena ketidakadaan kambingnya langsung sirna. Tapi, lagi-lagi saya kurang bersyukur dengan berkata, "ish ndre, kalau pakai kambing apa ndak tambah muaknyus ini, ndre..", andre pun mengamininya. :))

Nasi Goreng Sapi - IDR 14k

 
  • Dapur Balikpapan © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes