Menyantap Nasi Goreng Arema

3 comments

Dulunya, Nasi Goreng Arema ini makanan wajib saya sepulang kuliah. Nggak tau kenapa, rasanya sangat cocok buat saya, meskipun sedikit berminyak. Sepengetahuan saya, di Balikpapan ada banyak Warung Nasi Goreng Arema, antara lain di lapangan kuliner Ring Road, Stal Kuda, Jl. MT. Haryono, seberang eks Puskib, di Jl. Soekarno Hatta KM. 1 & KM 3. Masih ada sih yang lain, tapi cuma yang saya sebutkan itu yang pernah saya coba. Hampir semua rasanya sama, kecuali yang di lapangan kuliner Ring Road.

Ciri khas Nasi Goreng Arema ini adalah, tampilan yang kurang rapi, warnanya yang cenderung merah & selalu menggunakan pentol bakso & telur yang di-orak-arik dalam campuran nasinya, hanya ada beberapa tempat yang menambahkan ayam dalam campurannya. Kalau Nasi Goreng Spesial, biasanya ada tambahan ati ampela & telor ceplok.

Terakhir, saya menyantap Nasi Goreng Arema ini, di Warung Arema KM 1, sekitar simpang straat 3. Pelayannya sangat cepat, baru beberapa detik saya duduk, sudah tersaji sepiring Nasi Goreng ini. Memang, nggak setiap pesanan lantas mereka baru menggoreng nasinya. Ada waktu tertentu dimana ada Nasi Goreng yang sudah ditaruh di piring & hanya ditutup piring lainnya, dan itu yang saya dapat. Nggak terlalu panas, tapi cukup hangat & enak untuk disantap.



Seporsi Nasi Goreng ini, dipatok harga IDR 8k. Ah, pantas saja saya sering berpapasan dengan beberapa mahasiswa kalau sedang di Warung Arema. Murah meriah! :3

Bakso Simpang Tiga Sumber Rejo

0 comments

Suatu hujan di sore hari, saya mengencangkan laju kendaraan saya ke arah Balikpapan Baru dari Sumber Rejo. Entah kenapa, ketika di simpang tiga sumber rejo arah sungai ampal saya tergoda untuk mampir ke Warung Bakso Simpang Tiga ini. Hmm, faktor hujan kali yah dan juga sudah lama sekali saya tidak menyantap bakso disini.

Semangkuk Bakso pun langsung terhidang di meja saya, tidak lama setelah saya duduk. Hmm, semerbak aroma gurih kuahnya langsung tercium hidung saya yang sedikit pilek ini. Suapan kuah pertama, memang saya khususkan tanpa kecap & saos. Hmm, muantep.


Saya selalu menyisishkan pentol bakso untuk disantap terakhir, terus dicocol kecap–saos tomat–sambel mixed gini. Cara makan seperti ini memang sudah tidak asing di keluarga saya. Pentol baksonya pun sarat akan daging cincang, duh comfy bangeetttt. :3



IDR 17k untuk seporsi bakso ketje & es teh manis ini tidak lah terasa mahal.  Pokoknya, belum sah jadi penggemar bakso Balikpapan kalau belum pernah mampir kesini. :))

Bernostalgia Dengan Mie Pangsit Bakso Cak Nan

0 comments

Seingat saya, terakhir menyantap Mie Pangsit ini pas masih kuliah dulu, sekitar tahun 2007-2008. Wush, ude lama banget, itu pun sewaktu Cak Nan belum pindah ke tempat barunya. Dulu tempatnya sangat kecil & panas, sekarang ude lumayan lebih besar & nyaman. Mama saya pelanggan setia Cak Nan sedari harga 6k sampai sekarang di harga 10k, karena beliau lah saya tau tempat ini.

Karena kebetulan jalur pulang kantor saya searah ke Karang Jawa, hasrat nostalgia saya dengan Mie Pangsit ini sangat menggebu-gebu. Sepulang kantor, di waktu Balikpapan diguyur hujan deras sedari waktu Ashar tadi, saya nekat menerobos hujan yang derasnya sudah agak berkurang ini. Jadi, Warung Cak Nan ini terletak sekitar 500 meter dari gapura Karang Jawa, sebelah kiri.

Yap, sesampai di Warung Cak Nan, rupanya warung ini sedang dijejali para pengunjungnya. Selain menyebabkan galau, ternyata hujan pun bisa menyebabkan warung bakso–mie pangsit mendadak penuh. Setelah berdiri sekitar 10 menit, akhirnya saya bisa duduk juga, itu pun satu meja dengan orang lain.

Setelah memesan, saya pun kembali menunggu, 5 menit bukan lah waktu yang sebentar untuk kondisi perut lapar akut dan badan yang sudah kedinginan ini. Setelah pesanan saya datang, sontak tangan saya langsung saya rapatkan ke mangkuk hangat ini. Uh! Jadi, dinamakan Mie Pangsit Bakso oleh Cak Nan, mungkin karena pentol bakso & pangsit gorengnya yang lebih banyak dari Mie Ayam pada umumnya.

Mie Pangsit Bakso ~ 10k
Rasa Mie Pangsit ini pun tidak berubah sejak terakhir kali kunjungan saya. Hmm, pantas saja pengunjung Cak Nan sebanyak ini. Di mangkuk saya, saya dapati 6 pentol bakso, 1 tahu putih, 3 pangsit goreng, ayam yang nggak terlalu banyak & mie kenyal nikmat yang porsinya pas buat saya. Ah, saya begitu menikmati nostalgia ini. :3

Coto Makassar Begadang - Gunung Sari

5 comments

Tampaknya berganti kantor itu memaksa saya untuk sering berkuliner di tempat yang berbeda. Karena kantor saya sekarang di sekitaran gunung sari, Coto Makassar Begadang ini menjadi salah satu tempat makan favorit sepulang kantor, terlebih ketika hujan. Warung tenda ini letaknya hanya beberapa meter dari gang gamma. Yap, sejajar dengan Soto Kuin Abdhu, yang pernah saya posting beberapa waktu lalu.


Ketupat disini hampir semuanya lunak, dan tentunya all you can eat. Kebetulan saya menyukai ketupat yang tipe-tipe lunak seperti ini. Kuah Coto Begadang ini termasuk jenis soft dengan potongan daging yang ukurannya pas dengan selera saya. Kok daging? Yap, saya lebih suka menyantap Coto Makassar dengan hanya menggunakan daging saja, tanpa embel-embel lidah, hati, limpa dan persekutuannya.


Seporsi Coto Makassar ini dibanderol IDR 12k. Ah, cukup murah lah buat warga Balikpapan untuk semangkuk Coto lezat ini, mengingat ketupatnya pun all you can eat. So guys, Coto Makassar Begadang ini, recommended! :3

Depot Simpang Empat - Kebun Sayur

2 comments

Suatu hari di akhir tahun lalu, saya berkunjung ke Depot Simpang Empat bareng @AndreUdjung. Dia lagi pengen kwetiau-nya, tapi saya sarankan supaya mencicipi Mantau & Sapi Lada Hitam yang konon, rasanya juara itu. Karena duit pas-pasan, yang tadinya mau pesen Mantau berikut Sapi Lada Hitam-nya sama si Kwetiau, akhirnya yang terakhir kami coret.

Depot Simpang Empat ini terletak di Jl. Letjen Soeprapto No. 06 RT. 30 Kebun Sayur, arah yang mau ke Jl. Kilat. Mereka buka tiap hari pada pukul 10.00 - 14.00 & 17.00 - 22.00. Mantau & Sapi Lada Hitam-nya sangat mirip dengan yang di Blue Sky Hotel, soalnya sang koki Depot Simpang Empat ini memang eks koki Blue Sky.

Oke, sembari ngobrol-ngobrol kecil, akhirnya pesanan kami dateng. Kami memesan 2 mantau kukus, 3 mantau goreng & seporsi sapi lada hitam. Mantau goreng-nya saya cuil, dan dicocol ke saus lada hitam tanpa dagingnya lebih dulu. Duuuuhh, muaknyuseeeee. "I LOOOVEEEEE BALIKPAPAN!" Seketika, itulah kata-kata yang keluar dari mulut saya. Simpel, karena Mantau Sapi Lada Hitam ini tergolong makanan khas Balikpapan.

Mantau & Sapi Lada Hitam
Setelah mantau-nya dicocol saus lada hitam dengan dilampirkan sepotong dagingnya, rasanya jadi meningkat ratusan persen. Beuh, beneran ini. Simply heaven! Wajah-wajah lelah kami sepulang kantor berganti wajah-wajah sumringah penuh gairah menyantap sajian nikmat Depot Simpang Empat ini.

Seporsi Sapi Lada Hitam ini dibanderol IDR 40k, sedang Mantau Kukus & Mantau Goreng-nya masing-masing IDR 3k & 3.5k. Cukup murah tentunya dibanding rasanya yang mewah, atau jika beli di Blue Sky Hotel.

Disini juga menyediakan daging menjangan atau daging rusa, yang biasanya disajikan dengan mantau juga. Kesokan harinya kami mencoba kesini lagi untuk menyantap si daging menjangan ini. Karena ketagihan saus lada hitam kemarin, si menjangan pun kami minta dimasak lada hitam lagi, dan karena gaji ude masuk, si @AndreUdjung akhirnya memesan kwetiau yang kemarin tertunda. :))

Saya ngusulin @AndreUdjung nyobain Kwetiau Tom Yam Ayam, soalnya menurut info beberapa followers di twitter, lumayan enak. Oke, si kwetiau duluan dateng, langsung kita sikat bergiliran saja. Dan yak, sesuai ekspektasi. Kwetiau Tom Yam Ayam-nya muaknyuss! Serius. Saya pernah makan Tom Yam yang rasanya setara ini, di daerah Bangpo, provinsi Narathiwat, South Thailand. Hanya saja agak beda warna, beberapa kali makan Tom Yam di Thailand, kuahnya agak bening, mirip kuah soto banjar. Tom Yam di sini lebih keruh, dan berwarna cenderung oranye. Aroma serai & daun jeruknya kental banget. Rasanya pedes-pedes kecut segar, sekali lagi, mirip banget sama Tom Yam di Thailand. Kenyal kwetiaunya pas, nggak kelembekan, nggak kekenyalan. Seporsi Kwetiau Tom Yam Ayam ini dibanderol cukup murah, IDR 17k. Ketje!

Kwetiau Tom Yam Ayam
Oke, kembali ke Mantau & Menjangan Lada Hitam. Rasanya kurang lebih sama dengan Sapi Lada Hitam. Mungkin karena dimasak dengan saus yang sama. Oya, potongan daging menjangan terasa lebih kecil dengan serat yang sedikit berbeda dari daging sapi. Banderol harganya sama, IDR 40k. Kekecewaan kami hanya saus lada hitam menjangan-nya yang lebih seret daripada sapi lada hitam kemarin. Mungkin daging menjangan menyerap air lebih banyak kali ya daripada daging sapi. #analisisSukaSuka

Mantau & Menjangan Lada Hitam
Overall, Depot Simpang Empat ini sangat-sangat Recommended buat kalian coba. Mantau ini pun sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh buat rekan atau saudara kita di luar kota, ketika kita akan berkunjung ke luar kota. Bravo perkulineran Balikpapan! :3

 
  • Dapur Balikpapan © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes