Menghangatkan Diri di Warung Burjo Pakde Narto KM. 0.5

2 comments

Sepulang lembur kerja, sekira pukul 10.30 malam, balikpapan sedang basah habis diguyur hujan yang cukup deras dan menyisakan beberapa rintik hujan penghantar dingin yang sempurna malam ini. Sial, baru tersadar kalau jaket saya tertinggal di ruang kerja saya di lantai empat ketika sudah berada di parkiran. Hmm, kembali mengambil jaket bukanlah ide yang baik di waktu menjelang tengah malam ini. Ah, faktor umur memang tidak bisa dibohongi.


Gunung sari - kilometer 5 bukanlah jarak yang dekat, ditambah lagi cuaca yang sedang dingin. Dalam hati membayangkan burjo hangat-hangat di tengah kekuyupan dingin ini, dan.... Ah, sangat sempurna ketika melewati warung pakde narto di kilometer 0,5 belum tutup di pukul 11 malam. \o/

Lokasi warung pakde narto ini ada di kilometer 0.5, sekitar seberang pemakaman umum muara rapak, antara straat satu dan rajawali photo. 
Sembari mengusapkan dua telapak tangan saya yang katanya mitos penghilang dingin, saya memasuki warung ini. Hmm, dan malam ini tampak cukup ramai. Tempatnya cukup cozy, ada beberapa meja untuk lesehan, juga ada beberapa meja dan kursi duduk.

Saya memilih meja lesehan dengan bubur kacang ijo panas dan roti bakar keju yang menjadi pesanan saya. Sangking panasnya, untuk memotret si burjo, saya mesti menunggu sesaat supaya agak dingin. Bukan apa-apa, lensanya selalu beruap. Haisssssh! Keinginan menyeruputnya panas-panas pun mesti tertunda. 

Nasi Goreng Pak Awan di Gunung Kawi

0 comments

Dalam suatu pulang-kantor-time dengan teman saya @AndreUdjung, bergerilya kuliner lah kita ke gunung kawi. Memang sudah sekitar satu tahun ini mendengar nama besar nasi goreng pak awan ini, tapi baru sempat nyobain beberapa waktu lalu. Beberapa orang agak awam dengan nama warung nasi goreng pak awan, mereka lebih suka menyebut nasi goreng kambing gunung kawi. Ya, pak awan ini memang terkenal dengan nasi goreng kambingnya. Na'as bagi kita, kambingnya lagi kosong. Memang sering kosong kayaknya, tahu dari beberapa follower saya di twitter. Memilih nasi goreng sapi adalah pilihan terbaik dengan ketidakadaan kambing ini. *melengos*

Lokasi warung nasi goreng pak awan ini di jalan pangeran antasari, gunung kawi. Persis di halaman warung soto banjar gunung kawi, di sebelah masjid al huda dan tidak jauh dari tugu adipura. Tempatnya agak kecil, ditambah lagi pelanggan pak awan yang berjubel. Blah! Beruntung mereka hanya take away, ketika ada kursi kosong, dengan kecepatan velociraptor kelaparan sepersekian detik kami berhasil mendudukinya. \o/

Di sini pak awan berjualan dengan istri dan seorang anak laki-lakinya, sekitar umur-umur anak smp lah. Dengan celana isbalnya (celana cingkrang yang menggantung), pak awan asik srang-sreng-srang-sreng di depan wajan penggorengan, sedang istrinya menyiapkan keperluan pak awan seperti nasi putih, dedagingan dan sesayuran, sementara anaknya tampak menyiapkan makanan yang sudah jadi. Sweet.

Agak susah merekam momen di sini dengan kamera saya, karena cahaya sangat kurang, penggunaan lampu flash akan sangat amat annoying. Kurang cahaya memang musuh besar bagi siapa saja yang suka memotret.

Nasi goreng sapi saya sudah siap! Ah, saya menemukan rasa yang belum pernah saya temukan di nasi goreng manapun di nasi goreng ini. Ada rasa rempah khas seperti di nasi samin atau nasi kebuli. Suka! Ditambah rasa pedas yang menggigit, membuat nasi goreng ini jadi benar-benar enak. Sontak rasa kecewa saya karena ketidakadaan kambingnya langsung sirna. Tapi, lagi-lagi saya kurang bersyukur dengan berkata, "ish ndre, kalau pakai kambing apa ndak tambah muaknyus ini, ndre..", andre pun mengamininya. :))

Nasi Goreng Sapi - IDR 14k

Tentang Ban Bocor dan Ketupat Kandangan :))

3 comments

Suatu pagi yang hujan dan terburu-buru menuju kantor, kesialan menimpa saya di daerah KM. 1. Yak, apalagi kalau bukan ban motor saya yang gembos. Nyos! Alhasil, mendorong motor di bawah guyuran hujan tidak bisa saya hindari sembari celingak celinguk menatap harap ada tukang tambal ban yang buka, atau paling tidak ada bengkel motor kesambet malaikat yang buka jam 7 pagi.

Allah masih sayang saya. Di pojok jalan borobudur KM. 0.5 ada tambal ban yang udah buka! Wouhoo! Secepat keledai ngondek lari, saya ngapsul dengan mendorong motor dengan kondisi ban gembos. Oke, ketika sedang menunggu ban motor ditambal, ada potret nom nom yang saya tangkap di hadapan saya. Warung ketupat kandangan! Dan ini dalam keadaan hujan. Langsung tancap gas ngambil tas di motor unuk ngambil dompet.  Eh…. Mana dompet saya? Setelah saya obrak-abrik seisi tas, ternyata dompet tak jua saya ketemukan. Artinya..... tertinggal di rumah!! -_______-

Tambah mumet ketika tahu kalau ban motor saya sudah nggak bisa ditambal dan mesti ganti baru. Setelah saya bongkar tas, akhirnya nemu duit yang tercecer dan selipan-selipan rahasia. Itupun masih kurang lima ribu untuk bayar ban, syukur mas tambal ban baik, saya bisa bayar nanti.

Ketika di kantor, saya sempat bercerita tentang ketupat kandangan di twitter. Ada seorang follower yang bilang, kalau ketupat kandangan di KM. 0.5 itu adalah yang terenak di Balikpapan. Bahkan lebih enak dari ketupat yang asli di kandangan kalimantan selatan nun jauh di sana. Hmm, semakin penasaran.

Sepulang kantor, hari sudah malam. Sebelum pulang, saya mampir ke bengkel tambal ban tadi pagi untuk bayar uang kekurangan. Dan hei! Ternyata warung ketupat kandangan di seberang bengkel ini buka sampai malam! Jodoh nggak kemana. *langsung nyeberang*

Maaf Agak  Ngeblur. Terburu-Buru & Lightless. T.T 
Sambil nunggu pesanan, saya ngobrol dong sama ibu penjualnya. Ternyata mereka udah jualan ketupat kandangan ini dari tahun 1975, lho. Mereka juga mengklaim sebagai yang pertama membawa ketupat kandangan ke Balikpapan. Hmm, bole-bole.

Jadi, walaupun ketupat kandangan ini jenis makanan berkuah, cara menyantapnya mesti pakai tangan, lho. Kok bisa? Ya memang budayanya gitu. Awal nyoba makan pakai tangan di banjar dulu memang agak aneh, tapi ujung-ujungnya baru paham, pakai tangan memang jauh lebih nikmat. :3

Ketupatnya ini memang dimasak berbeda dengan ketupat biasa. Dia agak pecah ketika dipenyet menyerupai bongkahan nasi dan menyatu dengan kuahnya, tidak lenyak seperti ketupat biasa untuk soto banjar atau coto makassar. Pokoknya jauh lebih hautjek makan pakai tangan deh. Tapi ada beberapa teman yang agak geli gimana gitu makan pakai tangan. Ya, saya paham. :))

Menyantap Nasi Kuning Manado di Balikpapan

0 comments

Suatu pagi di perjalanan ke kantor sekitar akhir syawal lalu, saya melihat sebuah motor gede dengan banner bertuliskan nasi kuning manado. Lokasinya di daerah sekitar seberang jl karang bugis, tepat di depan seng-seng sebelah sekolah dasar di sebelah tugu adipura gunung kawi. #sebelahception


Langsung teringat sebungkus nasi kuning manado hautjek terbungkus daun lontar sebagai oleh-oleh tante saya dari manado tempo hari. Tapi…. ini lagi puasa syawal hari kedua! Ya, lagi puasa. #langsunggalau

Setiap pagi di perjalanan ke kantor, saya selalu melewati tempat nasi kuning manado ini ngetem, tapi ya masih puasa syawal gitude. Maklum, laki-laki kayak saya emang suka ngelakuin sesuatu itu pas injury time. Akhirnya, beberapa hari setelah syawal, saya mampir untuk beli nasi kuning manado ini untuk bekal sarapan di kantor.



Sajian Berselera Di Pondok Ikan Bakar Asian, Stal Kuda.

0 comments

Beberapa bulan terakhir, sering sekali saya melewati rumah makan ini. Dari luar memang menarik perhatian karena warnanya yang mencolok dan di dalamnya terpampang banner bergambar makanan yang menggugah selera. Rumah makan ini berlokasi di Jl. Jendral Sudirman Stal Kuda, tidak jauh dari kantor Altrak. Cabang keduanya ada di Jl. MT. Haryono, seberang masjid Al Qabul, sebelum tanjakan rumah sakit umum.

Pondok Ikan Bakar Asian Inside

Menikmati Coto Makassar Terenak Seantero Balikpapan!

0 comments

Dulu ya, saya kira coto ini adalah soto yang diucapkan dengan gaya sok imut macam ciyus miapah oleh orang makassar. "Pesen apa, mas?" | "Coto" | "Berapa?" | Catu.." | ..... #halah. Oke, itu cuma intermezzo saja mengutip dari ucapan ence bagus di suatu acara tv.

Jadi, coto makassar memang menjadi salah satu kuliner favorit masyarakat Balikpapan. Coto makassar klandasan adalah salah satu tempat yang cukup famous bagi sebagian orang. Saya pun dulunya begitu. Tapi setelah menjelajahi beberapa coto makassar di Balikpapan, akhirnya lidah saya jatuh hati ke coto makassar family di bilangan dahor - kebun sayur. Lokasinya di sekitar seberang BNI cabang soeprapto, jejerannya warung nasi kuning haji daud.

Tampak Samping Warung Coto Makassar Family
Berdasarkan informasi dari si empunya warung, warung coto makassar family ini buka sedari pukul 11 am - 11 pm. Ya 12 jam gitude, itu pun kalau nggak habis duluan. Satu hal menarik pertama ketika berada di warung ini adalah perlengkapan kecap-sambel-nya. Bersih! No dekil! Juga tidak ada bekas jeruk nipis yang sudah terperas di tempat jeruknya. Ah. :')

How Cleaaaann~
Ukuran mangkok di sini lumayan besar, lebih besar dari mangkok coto makassar klandasan. Porsinya juga pasti lebih banyak tentunya. Ah, saya suka! Potongan dagingnya pun besar-besar. Perketupatan gimana? Tenang, all you can eat! Oya, fyi aja, saya lebih suka coto makassar dengan isian daging sapi aja, tanpa jeroan ini itu. Dan sudah kebiasaan saya juga meminta bawang goreng & daun bawang ekstra setiap makan coto makssar. Dan di sini, saya mempergunakannya untuk menghias si coto setelah saya beri sedikit kecap dan sedikt mengaduknya untuk menambah menarik tampilannya, dan... Jreng!

Coto Makassar Family - IDR 16k
Gede-Gede Ya Dagingnya. :3
Taste dari kuah coto makassar family ini beda dengan coto makassar-coto makassar yang lain di balikpapan, mmm susah dideskripsikan. Gurih unyu pokoknya. Setelah ditambah kecap manis, tekstur kuahnya lebih mengental. Suka! Nom nom nom~

Ketupatnya juga enak dan berbeda dengan ketupat-ketupat lain di warung coto makassar di balikpapan. Ketika dibelah dengan tangan, serat dari butiran nasinya tidak tampak. Mulus. Jago ih bikin ketupatnya! :3

So guys, in my humble opinion, coto makassar family ini lah yang memegang panji kekuasaan percoto-makassaran Balikpapan. No tangkis lezatos! \(*o*)/

Menyantap Sop Konro Pasar Baru

0 comments

Sudah lama rasanya tidak menyantap sop konro di sebelah BCA pasar baru ini. Akhirnya sekitar minggu pertama oktober kemarin, saya bisa ke sini lagi. Awalnya tau tempat ini berdasarkan rekomendasi dari @AanIsmiyana, seorang teman, dan kebeneran sop konro ini juga langganan pakde saya yang bekerja di sekitar warung ini.



Warung ini berada di gang kecil yang terhimpit dua bangunan bank besar, BCA & BTN pasar baru. Hilangkan harapan untuk makan di tempat yang luas dan nyaman, karena warung ini tidak memilikinya. Tapi bukan berarti warung ini sepi pengunjung, lho. Untuk makan di sini saja terkadang mesti ngantri, terlebih di jam 12 pm - 1 pm. Supaya nggak ngantri, biasanya saya datang lebih awal. Paling nggak sebelum jam 12 pm. Yak, cara ini terbukti efektif, memang belum banyak pengunjung yang datang di jam-jam segitu.

Suasana warung sop konro. Hei! Ada polisi mengantri, :))
Kalau makan di sini, dijamin kuenyang puol. Pasalnya semangkuk sop konro ini ditemani satu keranjang nasi. Iya, satu keranjang nasi. Seporsi sop konro di sini include nasi dibanderol dengan harga IDR 20k. Jangan coba-coba datang di atas jam 2, yaa jangan coba-coba aja. UDAH HABIS!


Sop Konro - 20k
Jadi, konro di sini bener-bener super. Guede! Rasa kuahnya pun sangat-sangat memanjakan lidah saya. Gurih unyu pokoknya. Dan sebagai penggemar kecap, saya rasa kecap tidak dibutuhkan di sini. Hanya butuh sedikit perasa jeruk nipis & sambel sebagai penggebuk rasa. Mungkin yaa, menurut opini saya, sop konro ini masih menduduki kasta tertinggi persop-konroan di kota yang sering mati lampu ini. All hail sop konro BCA!!

Menyantap Soto Kuwali di Markoni

0 comments

Akhir-akhir ini, hasrat menyantap makanan berkuah saya sedang tinggi-tingginya. Faktor cuaca, mungkin. Karena letaknya yang strategis, saya cukup sering melewati warung Soto Kuwali ini. Ada rasa penasaran sama si Soto Kuwali, tapi belum sempat menyambanginya. Letaknya persis di seberang kantor Jamsostek depan Le Grendeur Hotel.


Penasaran kayak apa itu Soto Kuwali, beberapa hari yang lalu, saya pun mampir kesitu. Whoa, ternyata Soto Kuwali ini maksudnya adalah soto yang dimasak di atas kuwali. Jadi, soto ini biasa disajikan dengan daging sapi atau babat, atau bisa campur. 


Karena kurang begitu suka dengan babat, saya memesan soto yang disajikan dengan daging saja. Rupanya saya ditawari, “nasinya dipisah dengan soto atau dicampur?” oleh ibu penjualnya, karena pertama kali nyoba, saya memilih dipisah saja. Si ibu penjualnya pun menjelaskan, jika dipisah, harga seporsinya 15k sedangkan jika dicampur, harganya 10k. Ooh. *manggut-manggut*

Tidak beberapa lama, pesanan saya datang. Wah, soto ini disajikan dengan mangkuk seperti mangkuk coto makassar, dan sekilas pun mirip coto makassar, kemudian ditaruh diatas lepek yang terbuat dari tanah liat. Hmm, kata ibunya pun dulu mangkuknya juga dari tanah liat, tapi gampang retak, cuma bertahan dua hari. Jadi digantilah dengan mangkuk konvensional.

Rasanya cukup enak dan khas banget. Jujur, saya belum pernah ngerasain soto dengan tipikal rasa kayak soto ini. Potongan dagingnya pun cukup besar, hihihi, saya suka. Dan yang paling saya suka, banyak daging yang tertempel urat atau semacam tetelan berenang-renang di dalam kuahnya.

Soto Kuwali ini layak coba, nih. Recommended! :3

Menyantap Rawon di Gunung Sari

0 comments

Suatu siang ketika bosen dengan katering kantor, berbekal info dari teman kantor tentang warung rawon enak di dekat Maxi Supermarket Gunung Sari, saya berjalan kaki menapaki trotoar ke arah sana. Tampak langit menurunkan beberapa tetes air, hmm.. gerimis. Saya pun mempercepat langkah kaki saya.

Setelah berjalan kaki sekitar 3-5 menit, akhirnya saya sampai ke warung tenda ini. Letaknya, sekitar 4 rumah di sisi kanan Maxi Supermarket. Siang itu pengunjung cukup ramai, saya pun harus menunggu pengunjung lain meninggalkan tempat duduknya selama beberapa menit.


Tidak lama setelah duduk, rawon saya pun datang. Hmm, cukup enak menurut saya, isinya tidak pure daging, ada beberapa tetelan yang saya temui. Fyi, saya kurang suka menyantap rawon yang isinya daging melulu, tanpa variasi daging urat atau tetelan. Jadi, saya cukup suka sama rawon ini.


Ketika hendak membayar, saya menyiapkan yang dua puluh ribuan, dan ternyata harga seporsi rawon ini… 9k! Huahahaha, murahnyaaa. So guys, cobain yuk! :3

Menyantap Nasi Kuning & Lontong Sayur Malam Hari di Balikpapan

4 comments

Berbekal rasa penasaran & info dari adminnya @BalistikCyber sewaktu kopi darat di kafe @ariefcarwash, sepulang kantor sekitar habis maghrib, saya menyambangi sebuah warung kecil di daerah karang jati ini. Letaknya persis di sebelah taman tanah abang, nggak jauh dari tanjakan karang rejo.


Di warung ini, nasi kuningnya disajikan di piring & selalu panas, berbeda dengan yang di pasar baru yang disajikan sudah dalam bungkusan yang berjejer rapi di mejanya. Fyi, warung ini buka sedari waktu maghrib hingga waktu subuh.

Di malam pertama, saya datang untuk mencicipi nasi kuningnya, memang rasanya khas Balikpapan banget, ada suatu titik kepulenan tertentu, tidak pecah layaknya nasi kuning banjar. Dengan ekstra nasi dan lauk ayam & telur, malam itu kerasa beda aja bisa makan nasi kuning kayak gini. Oya, porsi ekstra dengan dua lauk saya ini, dihargai IDR 15k. Standar lah, yaa. :)

Nasi Kuning ~ IDR 15k
Keesokan malamnya saya kembali ke warung ini untuk menyantap lontong sayurnya, karena kebeneran, semalam ngeliat seseorang menyantap lontong sayur di warung ini dengan lahapnya. Ceritanya, si tukang bikin ngiler ini, ngiler juga ngeliat orang makan. Bhahak! Oya, lontong sayur saya ini juga ditambah ekstra lontong, jadi ya porsi jubung gituLiat aja, piringnya sampe kepenuhan. :))

Lontong Sayur ~ IDR 11k
Sayurnya gurih, dengan beberapa potongan kates muda & tahu di dalamnya. Standar lontong sayur pada umumnya lah, ya. Untuk lontong sayur, saya lebih prefer sama lauk telur bumbu bali, memang, plus sedikit sambel pedas. Seporsi lontong sayur ekstra lontong ini, dibanderol IDR 11k.

Sekarang, Balikpapan juga punya warung nasi kuning malam kayak di Samarinda, nih. Buat para penikmat kuliner kota yang sering mati lampu ini, ada baiknya mencoba nasi kuning & lontong sayur malam ini. :3

Hegemoni Kafe Arief Car Wash

0 comments

Akhir-akhir ini, lini masa di akun twitter saya sedang ramai membicarakan tentang kafe @ariefcarwash, foto-foto pancake & spaghetti-nya pun ramai menyertai beberapa tweet dari bengkel cuci mobil pertama di Balikpapan yang menggunakan Twitter sebagai media promosinya ini. Kebeneran, letak kafe ini di jalur saya pulang-pergi ke kantor, akhirnya saya pun menyambangi kafe ini.

Kafe ini terletak di Jl. Soekarno Hatta, KM. 3.5, persis di seberang pom bensin denzipur. Mulai buka jam 08.00, bersamaan dengan bengkel cuci mobilnya, dan tutup sekitar jam 22.00. Menu-menu disini antara lain, Pancake, Spaghetti & Kentang Goreng Nachos. Ada beberapa menu yang akan menyusul ketiga menu ini, martabak india, sapi lada hitam & sapo tahu.



Malam itu, saya bersama admin dari @RM_Torani, disajikan Special Pancake Mini Rainbow, Pancake Almond Ice Cream Chocolate & Spaghetti Extra Hot. Wuah, nggak nyangka juga sih, di sebuah kafe bengkel cuci mobil, bisa ada menu pancake yang mantep gini. Jadi, Pancake Mini Rainbow ini terdiri dari empat pancake mini, di masing-masing pancake-nya diberi toping pecahan oreo, cokelat-keju, cokelat almond, saus blueberry & es krim cokelat yang lumer di tengah-tengahnya. Ah, sungguh-sungguh menggugah selera. Apalagi hanya dihargai, IDR 15k. :3





Oke, jujur, Spaghetti Extra Hot-nya, juara banget! Pedas sausnya nampol! Nggak ada lada di dalamnya, tapi pedesnya menggerayangi hingga kerongkongan. Di dalam sausnya, saya temui potongan daun peterseli & daging cincang. Ah, paduan yang pas. Hanya dengan harga 10k, kita sudah bisa merasakan dahsyatnya Spaghetti Extra hot ini. 


Dengan tambahan fasilitas wifi di kafe ini, semakin membuat saya betah berlama-lama disini. Sekarang, untuk menyantap pancake & spaghetti enak, nggak perlu ke mall-mall & ngeluarin duit puluhan ribu laagi. :3

Nasi Goreng Barokah di Perumahan RSS Ring Road

0 comments

Semasa saya masih tinggal di Ring Road, Nasi Goreng Barokah ini adalah salah satu favorit saya. Dulunya mereka berjualan di Lapangan Kuliner Ring Road, tapi sekitaran setahun terakhir, mereka berpindah tempat di rumahnya sendiri. Di Jl. Punai I, masih wilayah Ring Road juga, nggak jauh dari simpang empat Bakso Jawa Joss. 


Ini jenis Nasi Goreng kecap, dengan potongan telur rebus, ayam kecap & kerupuk di atasnya. Kalau yang spesial, biasanya dapat tambahan ati ayam, sosis & telur ceplok. Seporsi Nasi Goreng ini dihargai, IDR 9k.

Soal rasa, IMHO, Nasi Goreng Barokah ini, masih yang menjuarai di sekitaran Perumahan RSS Ring Road ini. Terkadang, khusus disini saja, saya minta porsi jumbo untuk saya lahap sendiri. Bhahak! So guys, Nasi Goreng Barokah ini, recommended lah ya buat kalian coba. :3

Menyantap Nasi Goreng Arema

3 comments

Dulunya, Nasi Goreng Arema ini makanan wajib saya sepulang kuliah. Nggak tau kenapa, rasanya sangat cocok buat saya, meskipun sedikit berminyak. Sepengetahuan saya, di Balikpapan ada banyak Warung Nasi Goreng Arema, antara lain di lapangan kuliner Ring Road, Stal Kuda, Jl. MT. Haryono, seberang eks Puskib, di Jl. Soekarno Hatta KM. 1 & KM 3. Masih ada sih yang lain, tapi cuma yang saya sebutkan itu yang pernah saya coba. Hampir semua rasanya sama, kecuali yang di lapangan kuliner Ring Road.

Ciri khas Nasi Goreng Arema ini adalah, tampilan yang kurang rapi, warnanya yang cenderung merah & selalu menggunakan pentol bakso & telur yang di-orak-arik dalam campuran nasinya, hanya ada beberapa tempat yang menambahkan ayam dalam campurannya. Kalau Nasi Goreng Spesial, biasanya ada tambahan ati ampela & telor ceplok.

Terakhir, saya menyantap Nasi Goreng Arema ini, di Warung Arema KM 1, sekitar simpang straat 3. Pelayannya sangat cepat, baru beberapa detik saya duduk, sudah tersaji sepiring Nasi Goreng ini. Memang, nggak setiap pesanan lantas mereka baru menggoreng nasinya. Ada waktu tertentu dimana ada Nasi Goreng yang sudah ditaruh di piring & hanya ditutup piring lainnya, dan itu yang saya dapat. Nggak terlalu panas, tapi cukup hangat & enak untuk disantap.



Seporsi Nasi Goreng ini, dipatok harga IDR 8k. Ah, pantas saja saya sering berpapasan dengan beberapa mahasiswa kalau sedang di Warung Arema. Murah meriah! :3

Bakso Simpang Tiga Sumber Rejo

0 comments

Suatu hujan di sore hari, saya mengencangkan laju kendaraan saya ke arah Balikpapan Baru dari Sumber Rejo. Entah kenapa, ketika di simpang tiga sumber rejo arah sungai ampal saya tergoda untuk mampir ke Warung Bakso Simpang Tiga ini. Hmm, faktor hujan kali yah dan juga sudah lama sekali saya tidak menyantap bakso disini.

Semangkuk Bakso pun langsung terhidang di meja saya, tidak lama setelah saya duduk. Hmm, semerbak aroma gurih kuahnya langsung tercium hidung saya yang sedikit pilek ini. Suapan kuah pertama, memang saya khususkan tanpa kecap & saos. Hmm, muantep.


Saya selalu menyisishkan pentol bakso untuk disantap terakhir, terus dicocol kecap–saos tomat–sambel mixed gini. Cara makan seperti ini memang sudah tidak asing di keluarga saya. Pentol baksonya pun sarat akan daging cincang, duh comfy bangeetttt. :3



IDR 17k untuk seporsi bakso ketje & es teh manis ini tidak lah terasa mahal.  Pokoknya, belum sah jadi penggemar bakso Balikpapan kalau belum pernah mampir kesini. :))

Bernostalgia Dengan Mie Pangsit Bakso Cak Nan

0 comments

Seingat saya, terakhir menyantap Mie Pangsit ini pas masih kuliah dulu, sekitar tahun 2007-2008. Wush, ude lama banget, itu pun sewaktu Cak Nan belum pindah ke tempat barunya. Dulu tempatnya sangat kecil & panas, sekarang ude lumayan lebih besar & nyaman. Mama saya pelanggan setia Cak Nan sedari harga 6k sampai sekarang di harga 10k, karena beliau lah saya tau tempat ini.

Karena kebetulan jalur pulang kantor saya searah ke Karang Jawa, hasrat nostalgia saya dengan Mie Pangsit ini sangat menggebu-gebu. Sepulang kantor, di waktu Balikpapan diguyur hujan deras sedari waktu Ashar tadi, saya nekat menerobos hujan yang derasnya sudah agak berkurang ini. Jadi, Warung Cak Nan ini terletak sekitar 500 meter dari gapura Karang Jawa, sebelah kiri.

Yap, sesampai di Warung Cak Nan, rupanya warung ini sedang dijejali para pengunjungnya. Selain menyebabkan galau, ternyata hujan pun bisa menyebabkan warung bakso–mie pangsit mendadak penuh. Setelah berdiri sekitar 10 menit, akhirnya saya bisa duduk juga, itu pun satu meja dengan orang lain.

Setelah memesan, saya pun kembali menunggu, 5 menit bukan lah waktu yang sebentar untuk kondisi perut lapar akut dan badan yang sudah kedinginan ini. Setelah pesanan saya datang, sontak tangan saya langsung saya rapatkan ke mangkuk hangat ini. Uh! Jadi, dinamakan Mie Pangsit Bakso oleh Cak Nan, mungkin karena pentol bakso & pangsit gorengnya yang lebih banyak dari Mie Ayam pada umumnya.

Mie Pangsit Bakso ~ 10k
Rasa Mie Pangsit ini pun tidak berubah sejak terakhir kali kunjungan saya. Hmm, pantas saja pengunjung Cak Nan sebanyak ini. Di mangkuk saya, saya dapati 6 pentol bakso, 1 tahu putih, 3 pangsit goreng, ayam yang nggak terlalu banyak & mie kenyal nikmat yang porsinya pas buat saya. Ah, saya begitu menikmati nostalgia ini. :3

Coto Makassar Begadang - Gunung Sari

5 comments

Tampaknya berganti kantor itu memaksa saya untuk sering berkuliner di tempat yang berbeda. Karena kantor saya sekarang di sekitaran gunung sari, Coto Makassar Begadang ini menjadi salah satu tempat makan favorit sepulang kantor, terlebih ketika hujan. Warung tenda ini letaknya hanya beberapa meter dari gang gamma. Yap, sejajar dengan Soto Kuin Abdhu, yang pernah saya posting beberapa waktu lalu.


Ketupat disini hampir semuanya lunak, dan tentunya all you can eat. Kebetulan saya menyukai ketupat yang tipe-tipe lunak seperti ini. Kuah Coto Begadang ini termasuk jenis soft dengan potongan daging yang ukurannya pas dengan selera saya. Kok daging? Yap, saya lebih suka menyantap Coto Makassar dengan hanya menggunakan daging saja, tanpa embel-embel lidah, hati, limpa dan persekutuannya.


Seporsi Coto Makassar ini dibanderol IDR 12k. Ah, cukup murah lah buat warga Balikpapan untuk semangkuk Coto lezat ini, mengingat ketupatnya pun all you can eat. So guys, Coto Makassar Begadang ini, recommended! :3

Depot Simpang Empat - Kebun Sayur

2 comments

Suatu hari di akhir tahun lalu, saya berkunjung ke Depot Simpang Empat bareng @AndreUdjung. Dia lagi pengen kwetiau-nya, tapi saya sarankan supaya mencicipi Mantau & Sapi Lada Hitam yang konon, rasanya juara itu. Karena duit pas-pasan, yang tadinya mau pesen Mantau berikut Sapi Lada Hitam-nya sama si Kwetiau, akhirnya yang terakhir kami coret.

Depot Simpang Empat ini terletak di Jl. Letjen Soeprapto No. 06 RT. 30 Kebun Sayur, arah yang mau ke Jl. Kilat. Mereka buka tiap hari pada pukul 10.00 - 14.00 & 17.00 - 22.00. Mantau & Sapi Lada Hitam-nya sangat mirip dengan yang di Blue Sky Hotel, soalnya sang koki Depot Simpang Empat ini memang eks koki Blue Sky.

Oke, sembari ngobrol-ngobrol kecil, akhirnya pesanan kami dateng. Kami memesan 2 mantau kukus, 3 mantau goreng & seporsi sapi lada hitam. Mantau goreng-nya saya cuil, dan dicocol ke saus lada hitam tanpa dagingnya lebih dulu. Duuuuhh, muaknyuseeeee. "I LOOOVEEEEE BALIKPAPAN!" Seketika, itulah kata-kata yang keluar dari mulut saya. Simpel, karena Mantau Sapi Lada Hitam ini tergolong makanan khas Balikpapan.

Mantau & Sapi Lada Hitam
Setelah mantau-nya dicocol saus lada hitam dengan dilampirkan sepotong dagingnya, rasanya jadi meningkat ratusan persen. Beuh, beneran ini. Simply heaven! Wajah-wajah lelah kami sepulang kantor berganti wajah-wajah sumringah penuh gairah menyantap sajian nikmat Depot Simpang Empat ini.

Seporsi Sapi Lada Hitam ini dibanderol IDR 40k, sedang Mantau Kukus & Mantau Goreng-nya masing-masing IDR 3k & 3.5k. Cukup murah tentunya dibanding rasanya yang mewah, atau jika beli di Blue Sky Hotel.

Disini juga menyediakan daging menjangan atau daging rusa, yang biasanya disajikan dengan mantau juga. Kesokan harinya kami mencoba kesini lagi untuk menyantap si daging menjangan ini. Karena ketagihan saus lada hitam kemarin, si menjangan pun kami minta dimasak lada hitam lagi, dan karena gaji ude masuk, si @AndreUdjung akhirnya memesan kwetiau yang kemarin tertunda. :))

Saya ngusulin @AndreUdjung nyobain Kwetiau Tom Yam Ayam, soalnya menurut info beberapa followers di twitter, lumayan enak. Oke, si kwetiau duluan dateng, langsung kita sikat bergiliran saja. Dan yak, sesuai ekspektasi. Kwetiau Tom Yam Ayam-nya muaknyuss! Serius. Saya pernah makan Tom Yam yang rasanya setara ini, di daerah Bangpo, provinsi Narathiwat, South Thailand. Hanya saja agak beda warna, beberapa kali makan Tom Yam di Thailand, kuahnya agak bening, mirip kuah soto banjar. Tom Yam di sini lebih keruh, dan berwarna cenderung oranye. Aroma serai & daun jeruknya kental banget. Rasanya pedes-pedes kecut segar, sekali lagi, mirip banget sama Tom Yam di Thailand. Kenyal kwetiaunya pas, nggak kelembekan, nggak kekenyalan. Seporsi Kwetiau Tom Yam Ayam ini dibanderol cukup murah, IDR 17k. Ketje!

Kwetiau Tom Yam Ayam
Oke, kembali ke Mantau & Menjangan Lada Hitam. Rasanya kurang lebih sama dengan Sapi Lada Hitam. Mungkin karena dimasak dengan saus yang sama. Oya, potongan daging menjangan terasa lebih kecil dengan serat yang sedikit berbeda dari daging sapi. Banderol harganya sama, IDR 40k. Kekecewaan kami hanya saus lada hitam menjangan-nya yang lebih seret daripada sapi lada hitam kemarin. Mungkin daging menjangan menyerap air lebih banyak kali ya daripada daging sapi. #analisisSukaSuka

Mantau & Menjangan Lada Hitam
Overall, Depot Simpang Empat ini sangat-sangat Recommended buat kalian coba. Mantau ini pun sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh buat rekan atau saudara kita di luar kota, ketika kita akan berkunjung ke luar kota. Bravo perkulineran Balikpapan! :3

 
  • Dapur Balikpapan © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes